Rabu, 16 Maret 2016

Anak Bandel yang Jadi Pengusaha Sukses. Siapa Dia??

kisah sukses batik trusmi ibnu riyanto

Kisah CEO Trusmi Group


Ibnu Riyanto dikenal sebagai anak yang bandel, namun tak disangka bahwa ia akhirnya menjadi seorang pengusaha sukses. Sejak tahun 2006, Ibnu telah menjadi CEO Trusmi Group dengan banyak bidang usaha.

Tak banyak anak muda yang memilih untuk menikah dan berkeluarga saat usianya masih belia, namun Ibnu memutuskan untuk menikah selepas SMA. Pertimbangannya, karena telah menikah, akan membuat dirinya menjadi orang yang bertanggung jawab karena telah memiliki tanggungan keluarga, meski saat itu dirinya belum memiliki pekerjaan.

Setelah menikah, bermodalkan uang dari hadiah pernikahan yang terkumpul sejumlah 15 juta rupiah, Ibnu memulai usahanya berdagang kain mori yaitu kain bahan membuat batik. Meski tanpa pengetahuan, pengalaman, networking dan ilmu berbisnis, namun Ibnu tetap nekat melaksanakan bisnisnya.

Ibnu menawarkan kain-kain tersebut kepada para pengrajin batik di desanya, desa Trusmi Kabupaten Cirebon. Selama 2 tahun Ibnu menjalankan bisnis ini, berinteraksi dengan para pengusaha batik dan akhirnya Ibnu menemukan peluang baru yakni berjualan pakaian batik. Ibnu kemudian menghubungi beberapa usaha konveksi yang dapat membantunya menghasilkan pakaian batik asli Cirebon.

Sejak menekuni bisnis pakaian jadi inilah, usaha Ibnu mengalami kesuksesan. Karena di tahun 2008 permintaan batik Cirebon miliknya mengalami peningkatan, apalagi saat itu Malaysia mengakui batik sebagai kerajinan asli negerinya. Bila sebelumnya pasar batik Cirebon hanya menjangkau kota-kota di Jawa Barat dan Jakarta, namun akhirnya pasar batiknya meluas hingga ke Palembang dan Surabaya.

Omzetnya pun meningkat 200%, setiap bulannya Ibnu mampu menjual puluhan tibu hingga ratusan ribu helai pakaian batik. Besarnya keuntungan yang dia peroleh membuat ayah 2 anak ini membuka gerai seluas 16 m2 di Plered, Cirebon. Gerai tersebut menjual kain batik dan baju-baju batik asli Cirebon.

Pembukaan toko ini kemudian diikuti oleh toko kedua dengan lokasi masih di kota Cirebon. Pada tahun 2010 Ibnu mulai membuka toko di luar kota Cirebon yaitu Jakarta, Surabaya, dan Medan.

Perjalanannya selama menjalankan bisnis ini tidak selamanya mudah. Bahkan Ibnu di awal memulainya harus menginap di masjid saat pergi ke luar kota menawarkan dagangannya, hal ini ia lakukan untuk menghemat uang agar dapat diputar sebagai modal. Filosofi bisnis yang ia anut adalah bekerja keras dan bergerilya seperti semut, karena dengan kegigihan semut, kesulitan apapun bahkan sebesar gajah akan dapat dilalui dengan baik. Apalagi Ibnu juga telah berkeluarga, yang justru menjadikannya lebih bersemangat.

Kerja kerasnya pun membuahkan hasil ketika salah satu toko di Jakarta membayar lunas kain batiknya seharga Rp 25 juta. Pencapaiannya tersebut membuatnya semakin bersemangat dan ingin sukses seperti pengusaha lainnya.

Tak jarang saat merintis usahanya Ibnu harus tidur di masjid demi mengirit uang yang harus diputarnya mengembangkan usaha. Keberuntungan datang saat salah satu toko di Jakarta mau membayar lunas dagangannya sebesar Rp25 juta. Dari pencapaian itulah, Ibnu semakin yakin dan bersemangat bahwa ia bisa sukses seperti pengusaha-pengusaha besar lainnya.

Sukses di usaha batik membuat Ibnu mulai melebarkan sayapnya, bersama pengusaha besar lainnya seperti Waskita dan Triniti, Ibnu menjajal bisnis property dengan membangun sebuah proyek hunian bernilai 800 milyar rupiah. Proyek ini adalah apartemen Yukata di Alam Sutera yang mengusung konsep ala Jepang. Dibawah bendera Trusmi Group bisnis Ibnu bergerak di bidang bisnis retail batik, developer properti, media, rental mobil, dan kuliner.

Demikian kisah si anak bandel Ibnu Riyanto yang mampu membuktikan bahwa bisnis bisa dipelajari oleh siapapun dan dengan kerja keras serta kegigihan kesulitan apapun dapat diatasi.


kisah sukses pengusaha ibnu riyanto batik trusmi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar